Easy Akses With Studentsite UG

8:36 PM 0 Comments


Universitas Gunadarma kini telah berkembang menjadi salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia dan berlabel World Class University yang berbasis teknologi informasi. Hal ini di buktikan dengan prestasinya yang masuk dalam jajaran 5 besar universitas terbaik di Indonesia, 100 besar dalam pemeringkatan asia, dan posisi 1025 universitas terbaik di seluruh dunia.

Sebaga salah satu Universitas berbasis teknologi informasi, Universitas Gunadarma memiliki akses layanan yang mudah dijangkau oleh siapa saja baik mahasiswa, dosen, maupun khalayak ramai seperti :
Kali ini kita akan mambahas mengenai salah satu easy akses di Universitas Gunadarma yaitu Studentsite.

Sebagai bagian dari pengembangan kreatifitas mahasiswa dan mempermudah akses mahasiswa dalam memperoleh informasi dari kampus. Universitas Gunadarma pada tanggal 23 November 2006 merilis sebuah situs yang bernama Studentsite. Situs yang beralamat di www.studentsite.gunadarma.ac.id ini diperuntukkan bagi mahasiswa aktif yang berfungsi sebagai jembatan informasi antara mahasiswa dengan kampusnya sehingga mahasiswa tak perlu repot - repot untuk datang ke kampus untuk melihat papan pengumuman apabila pemberitahuan penting karena cukup dengan mengakses studentsite mereka mendapat semua info dari kampus.

Fitur atau menu yang terdapat dalam situs ini berupa :
  • Home, Berupa tampilan awal yang berisi tentang info/berita studentsite, kemudahan studentsite, kotak masuk log in, dan lainnya.
  • Aktifasi, berupa tampilan untuk mengaktifasi akun studentsite.
  • kontak, berisi tampilan dimana fitur ini berfungsi apabila mahasiswa memiliki pertanyaan/saran/keluhan mengenai studentsite.
  • FAQ, menu yang berisi pertanyaan yang sering diajukan oleh mahasiswa.
  • Help, tampilan yang berisi langkah-langkah atau petunjuk pengaktifasian akun studentsite.
Menu yang berada dalam akun studentsite mahasiswa :
  1. Locker, tampilan awal yang berisi tentang berita dari BAAK (Biro Administrasi Akademik dan Kemahsiswaan), jadwal kuliah dan General Menu
  2. E-Mail, tempat untuk mengirim e-mail dan menerima e-mail
  3. Calendar, berisi kalender dan jadwal yang bisa mahasiswa muat seperti agenda
  4. Address Book, digunakan untuk melihat dan membuat daftar kontak mahasiswa yang ada di akun studentsite
  5. Info Log, Digunakan untuk membuat jadwal dan catatan yang sudah dibuat
  6. File Manager, Digunakan untuk membuat jadwal dan menyimpan berkas yang sudah mahasiswa buat
  7. Forum, fitur ini akan menampilkan link - link keluar seperti The Lounge, Banking & Finance, Marketing, Karir & Alumni, dan lain - lain yang berfungsi sebagai saran komunikasi antar mahasiswa
  8. Bookmark, Menu yang berfungsi untuk menyimpan link situs yang sering mahasiswa kunjungi
  9. Polls, berisi menu pertanyaan/kuesioner tentang studentsite yang diajukan kepada mahasiswa
  10. Log Out, Menu yang berfungsi untuk keluar dari akun studentsite Universitas Gunadarma
Selain menu diatas, terdapat pula :
  • BAAK News
  • Lectures Messages
  • Rangkuman Nilai
  • Jadwal Kuliah
  • Jadwal Ujian
  • Tugas Portofolio
  • Tulisan Portofolio
  • Dll.
Kelebihan Studentsite :
  • Tampilan yang user freindly
  • Mudah diakses dimana saja dan kapan saja
  • Info up to date
kekurangan
  • Sering terjadi gangguan, misalnya akun tidak dapat dibuka/lam dibuka dikarenakan pada saat yang sama, banyaj mahasiswa yang juga mengakses studentsite
  • Ada beberapa fitur yang tidak bisa diakses, seperti file manager
  • Server down sehingga sulit diakses

0 komentar:

Pemuda dan Masalahnya Serta Solusinya

7:06 PM 0 Comments


Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan Pasal 1 disebutkan:
 
  1. Pertama, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. 
  2. Kedua, kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.
  3. Ketiga, pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan.

Nah, disini telah disebutkan betapa pentingnya peran pemuda. Namun, perlu disadari pemuda secara holistik memiliki beragam permasalahan. Pertama, perilaku Bermasalah (problem behavior).

Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.

Kedua, perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.

Ketiga, penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).

Kelima, perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar.

Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.

Keenam, Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.

Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.

  1. Lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan menyebebkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak mersa aman dan tidak mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.
  2. Pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kontras tajam antara ajaran dan teladan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh panutan di masyarakat akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap, perilaku, dan moralitas para remaja. Kurang adanya pembinaan moral yang nyata dan pudarnya keteladanan para orangtua ataupun pendidik di sekolah menjadi faktor kunci dalam proses perkembangan kepribadian remaja. Secara psikologis, kehidupan remaja adalah kehidupan mencari idola. Mereka mendambakan sosok orang yang dapat dijadikan panutan. Segi pembinaan moral menjadi terlupakan pada saat orang tua ataupun pendidik hanya memperhatikan segi intelektual. Pendidikan disekolah terkadang terjerumus pada formalitas pemenuhan kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran, sehingga melupakan segi pembinaan kepribadian penanaman nilai-nilai pendidikan moral dan pembentukan sikap.
  3. Kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak. Saat ini, banyak anak-anak di kota-kota besar seperti Jakarta sudah merasakan kemewahan yang berlebihan. Segala keinginannya dapat dipenuhi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini sering melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kedewasaan anak. Pemenuhan kebutuhan materiil selalu tidak disesuaikan dengan kondisi dan usia perkembangan anak. Akibatnya, anak cenderung menjadi sok malas, sombong, dan suka meremehkan orang lain.
  4. Bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak. Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang berlebihan pada saat mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan menekan dalam kehidupan di sekolah.
  5. bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan. Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal. Mereka hanya himpunan anak-anak remaja atau pemuda-pemudi, yang malahan memperjuangkan sesuatu yang tidak berharga (hura-hura), kelompok yang hanya mengisi kekosongan emosional tanpa tujuan jelas.

Solusi Lain

Selain solusi-solusi di atas ada beberapa solusi lain yang dapat dilakukan untuk menyelematkan pemuda-pemudi Indonesia dari ancaman global yang berupaya menghancurkan etika dan moral pemuda-pemudi Indonesia saat ini yaitu dengan memberdayakan pemuda-pemudi dengan memberikan pelayanan kepemudaan berupa penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda seperti yang diamanatkan dalam undang-undang yang ada.

Jika semua bentuk pelayanan kepemudaan itu dilakukan secara baik, maka penulis yakin dan percaya permasalahan pemuda dapat diatasi. Tentunya kita sama-sama berharap ke depan kondisi pemuda-pemudi bisa jauh lebih baik daripada kondisi saat ini. Nah, apapun persoalannya tetap masalah moral etika pemuda adalah harga mati yang perlu diperhatikan oleh bangsa Indonesia ke depan. Semoga !


Sumber :
R. Darchoni
http://www.terkininews.com/node/7894/Pemuda,-Permasalahan-dan-Solusinya-(Bagian-2)

0 komentar:

Society Humanity

12:23 PM 0 Comments

C. Individu, Keluarga dan Masyarakat

PENDAHULUAN

Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya guna mengatasi dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus dapat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
1. Menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
2. Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya

Manusia pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Zoon Politikon”, perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka munculah sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur & memenuhi kebutuhan hidupnya.


MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia.

Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam sistem kemasyarakatan manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampakkan hampir identik dengan tingkah laku masa.

Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringakali pula terjadi konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya.

Pertumbuhan Individu

Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.

Menurut aliran psikologi Gestalt pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Proses diferensiasi adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan beranggapan bahwa proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  1. Pendirian Nativistik. Para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
  2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi

1. Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Pendapat semacam ini mungkin beralasan , bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena multu merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang.

2. Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Masa estetik ini dianggap sebagai masa keindahan. sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Kalau pada masa-masa sebelumya anak masih merasa satu dengan dunianya, belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebgai subyek dan yagn lain sebagai obyek maka kemampuan ini kini dimilikinya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. sebagai subyek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sesuatu.

3. Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d. Kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
e. Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f. Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
g. Amat realistik ingin tahu, ingin belajar
h. Gemar membentuk kelompok sebaya

4. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun

KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.

Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 konsep keluarga

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi.

2. Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household).

3. Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan

4. Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :

1. keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan

2. keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki

3. Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan

Emilie Durkheim dalam karyanya “Introduction a la sosiologi de la familie”, mengungkapkan istilah keluarga konjugal. Keluarga konjugal adalah keluarga dalam perkawinan monogami, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga konjugal sering juga disebut keluarga inti atau keluarga batih, untuk membedakannya dengan keluarga inti atau konsanguin. Contoh: keluarga besar (konsanguin) dalam lingkungan bangsa Indonesia antara lain terdapat pada keluarga suku batak. Keluarga suku batak terhimpun berdasarkan pada garis marga, misalnya maraga harahap, Nasution, simbolon, atau simanjuntak

Macam-macam fungsi keluarga adalah
1. Fungsi biologis
2. Fungsi Pemeliharaan
3. Fungsi Ekonomi
4. Fungsi Keagamaan
5. Fungsi Sosial
 
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu “Syaraka” yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”

Peter L Berger, seorang ahlisosiologi mendefinisikan masyarakat : “masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing.

Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :

1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.

2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan:

a. Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebih akrab (face to face group). Sedangkan, dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.

b. Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las.


D. Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas

Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas

Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.

Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku.

2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Kedua pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.

Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat.

Sosialisasi Pemuda

Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Asal mula timbulnya kedirian :

1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ia disayangi, baik budi dandapt dipercaya

2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial

Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda

Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat

INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI

Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.


sumber :
Remigius Hari S, ST., Mars
Dosen Universitas Gunadarma

0 komentar:

Aksi Kekerasan Merusak Budaya Bangsa

12:59 PM 0 Comments

Melihat rentetan konflik yang terjadi di ranah Indonesia, sebenarnya apa yang terjadi di tengah masyarakat kita? Kekerasan seolah melekat dalam masyarakat Indonesia. Ia tidak hanya muncul dalam peristiwa penting seperti peralihan kekuasaan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Konflik seakan-akan mewarnai perjalanan bangsa Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir ini.

Pergolakan politik bangsa yang belum menemukan bentuknya seolah-olah turut memengaruhi perilaku kekerasan di tengah masyarakat Indonesia. Berdasarkan kesamaan ideologi, rasa persaudaraan tinggi (organisasi yang sama) seakan-akan turut memengaruhi perilaku brutal dan anarkis masyarakat Koja (Jakarta Utara) khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.

Makin marak dan berkembangnya konflik dan kekerasan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini seakan mengukuhkan identitas Indonesia sebagai negeri seribu konflik. Budaya konflik seakan telah menjadi identitas kultural yang disematkan oleh masyarakat asing terhadap Indonesia.

Berlarut-larutnya konflik dan kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini seperti tidak mampu untuk kita atasi. Dalam menyelesaikan persoalan konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia dewasa ini, seperti konflik Koja yang terjadi baru-baru ini. Alangkah bijaknya kalau kita melihat persoalan konflik tersebut dalam perspektif budaya dalam masyarakat Indonesia itu sendiri.

Ketika persoalan konflik dilihat dari persoalan budaya, maka kita akan mengetahui akar-akar penyebab konflik itu terjadi seraya melakukan konsensus baru antarpihak yang berkonflik. Dengan demikian, tercipta sebuah jalan keluar yang adil dan tidak merugikan kedua pihak yang berkonflik.

Sumber :
Wawan Budayawan Spd
Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya
pipa_ledeng@plasa.com

http://myzone.okezone.com/index.php/content/read/2010/04/21/9/1736/aksi-kekerasan-merusak-budaya-bangsa

0 komentar:

Ilmu Sosial Dasar & Kemasyarakatan

1:43 PM 0 Comments

A.   ILMU SOSIAL DASAR
SEBAGAI KOMPONEN MATA KULIAH DASAR UMUM

Guna Menghadapi masalah - masalah dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, demikian pula untuk untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum. Tujuan umum dari pendidikan umum di Perguruan Tinggi itu sendiri adalah :
  1.  Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan serta sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama.
  2. Untuk Menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah - masalah dan kenyataan sosial yang tumbuh di dalam masyarakat Indonesia.
  3. Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan para mahasiswa untuk berkomunikasi. 
Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universitas dan institut kemudian dikenal sebagai mata kuliah dasar umum atau MKDU yang terdiri dari beberapa mata kuliah yaitu, Agama, Kewarganegaraan, Pancasila, Kewiraan, IBD, dan ISD.

Secara Khusus Mata Kuliah Dasar Umum bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang :
  1. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakan yang mereka ambil mencerminkan pengamalan nilai - nilai Pancasila.
  2. Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai ajaran agamanya serta memiliki toleransi terhadap pemeluk agama lain
  3. Memiliki wawasan yang komprehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi permasalahan kehidupan
  4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama - sama mampu berperan aktif meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiahnya dan secara bersama - sama berperan dalam pelestariannya.
LATAR BELAKANG, PENGERTIAN DAN TUJUAN ISD

Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan yang diterapkan oleh Pemerintahan Belanda, yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menciptakan tenaga - tenaga terampil untuk menjadi "tukang - tukang" yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik, dan keahlian lain dengan tujuan mengeksploitasi kekayaan negara.
Pendidikan Tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana - sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :
  1. Kemampuan Akademis : adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, dan analistis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.
  2. Kemampuan Profesional : adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan Kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
  3. Kemampuan Personal : adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang memahami dan mengenal nilai - nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan.
Tegasnya Ilmu Sosial Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep - konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala - gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan.

Ilmu Pengetahuan Dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu :
  1. Ilmu Alamiah (Natural Science). Ilmu alamiah bertujuan untuk mengetahui keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk Mengkaji hal ini biasanya dengan mencantumkan hukum yang berlaku mengenai keteraturan - keteraturan tersebut, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini yang kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.
  2. Ilmu Sosial (Social Science). Ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.
  3. Pengetahuan Budaya (The Humanities). bertujuan Untuk memahami dan mencari arti kenyataan - kenyataan yang bersifat manusiawi. untuk menkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa - peristiwa dan kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian : pertama menurut umum yang kedua menurut para ahli. Menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial. Sedangkan menurut para ahli, masalah sosial ialah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

Contoh pedangang kaki lima. Menurut definisi umum, mereka bukanlah masalah sosial karena merupakan upaya untuk mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan bagi masyarakat pada taraf ekonomi tertentu. Sebaliknya para ahli perencanaan kota mengatakan pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu lintas dan peluang terjadinya kejahatan. Batasan lebih tegas dikemukakan oleh Leslie (1974) yang disitat oleh Parsudi (1981), bahwa masalah sosial adalah suatu kondisi yang mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai, oleh karena itu dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.


B.   PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Pendahuluan
Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep - konsep yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu  pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut.
Penduduk dalam pengertian luas diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tertentu. Dalam kesempatan ini penduduk digunakan dalam pengeritan orang - orang yang mendiami wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.

Adapun Masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Pranata sosial disini dimaksudkan sebagai perangkat peraturan yang mengatur peranan serta hubungan antar anggota masyarakat, baik secara perorangan maupun kelompok. 

Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk mengatur kehidupan, dan cipta merupakan kemampuan berpikir, kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan (Selo Sumarjan & Sulaiman S.)

Penduduk dan Permasalahannya

Orang pertama yang mengungkapkan teori penduduk adalah Thomas Robert Malthus. Dalam edisi pertama "Essay Population" pada tahun 1798, Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan penting untuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertolak belakang dari teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat timbul persoalan mengenai penduduk.
Tak lama setelah Malthus mengemukakan teorinya tersebut, timbulah berbagai macam teori/pendapat yang lain sebagai perbandingan atas teori Malthus. Misalnya pandangan yang mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk itu merupakan hasil (resulta) dari keadaan sosial termasuk ekonomi, dimana orang saling terhubung dan terkenal sebagai teori sosial tentang pertambahan penduduk. Disamping itu ada pula yang berpendapat bahwa manusia itu dalam kehidupannya terkait dengan alam atau daerah diman mereka hidup.

Dinamika Penduduk

Dinamika penduduk menunjukkan faktor perubahan dalam hal ini jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Bertambahnya penduduk tidak lain karena adanya unsur lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan cara : Pertambahan penduduk = (lahir - mati) + (datang - pergi).Pertambahan penduduk diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian, sedangkan unsur dari pertumbuhan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.

Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, atau disebut Crude Birth Rate (CBR). selain CBR dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR). yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu)dalam satu tahun).
Faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah mortalitas atau tingkat kematian secara kasar atau Crude Death Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.

untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung menggunakan rumus :

Pn = (1+ r)n x Po
Pn = jumlah penduduk yang dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen
n = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk yang diketahui apa tahun dasar
Sebagai Contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk Indonesia 96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4%. Berapa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2001 ?
Tahun 2001 jumlah penduduk Indonesia (1 + 2,4/100)40 x 96 = 248 juta


Komposisi Penduduk

Sensus penduduk diselenggarakan oleh pemerintahan kita setiap 10 tahun sekali, bukan hanya untuk menghitung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata tentang umur penduduk, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis mata pencaharian dan lainnya. kesemuanya ini menunjukkan susunan penduduk atau komposisi penduduk dinegara kita pada tahun tersebut.

Dengan Mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dapat dibuat apa yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu dalam bentuk pyramid. Golongan Pria ada di sebelah kiri sedangkan wanita ada sebelah kanan. garis vertikalnya menunjukkan interval umur sedangkan garis horisontalnya menunjukkan jumlah atau prosentasinya.

Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
  • Penduduk muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar daripada kematian.
  • Piramida Stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, piramida penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduj suatu negara.
  • Piramida penduduk tua, piramida penduduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, piramida ini menunjukkan penduduk usia muda jumlahnya lebih kecil dari usia dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan musnah karena kehabisan karena angka kelahiran lebih kecil dari angka kematian.
Persebaran Penduduk

Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat subur selalu menjadi perebutan manusia, sehingga tak salah lagi bahwa daerah subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan penduduk.

Daerah macam inilah yang kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah  perniagaan dan lainnya. Prinsip tempat tinggal mendekati tempat kerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidaksinambungan penduduk disetiap daerah. Dari Prinsip itulah maka kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain (Transmigrasi).

Perkembangan dan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan selalu dimiliki setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya daripada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Banyak pengertian mengenai kebudayaan yang di kemukakan, salah satunya oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat.

Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan arti pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi. Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang terbagi menjadi 7 unsur :
  1. Unsur religi
  2. Sistem kemasyarakatan
  3. Sistem peralatan
  4. Sistem mata pencaharian
  5. sistem bahasa
  6. sistem pengetahuan
  7. Seni 
Berangkat dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
  1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan, dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal Kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya ada dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
  2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
  3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia.
Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
Kebudayaan Hindu Dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia khususnya pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu berlangsung luwes dan mantap. Pada abad ke-5 agama Budha masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau Jawa. Dapat dikatakan agama Budha lebih perpandangan maju dibandingkan Hinduisme, sebab Budhisme tidak mengenal kasta dalam masyarakat.
Meski demikian, kedua agama tersebut dapat hidup saling berdampingan di Indonesia bahkan sampai melahirkan karya - karya budaya bernilai tinggi dalam seni arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun sastra.
Kebudayaan Islam 

Pada abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh pemuka - pemuka Islam yang disebut Wali Songo. Titik penyebaran agama Islam berada di pulau Jawa. Sebenarnya Pada abad ke-11 agama Islam telah masuk ke Indonesia yang ditandai dengan adanya bukti sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam di Indonesia berlangsung dengan suasana damai karena Islam dimasukkan ke Indonesia Tidal dengan paksaan, melainkan dengan cara baik - baik dan disebabkan sikap toleransi bangsa kita.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian besar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam mewarnai sebagian besar penganutnya di Indonesia.
Pranata Sosial dan Institusionalisasi
Untuk menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka dalam masyarakat dibedakan adanya : cara atau "usage" kelaziman (kebiasaan) atau "folkways" ; tata kelakuan atau "mores", dan adat istiadat "costom". Setiap norma, baik usage, folkways, costom ataupun peraturan hukum tertulis, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya saja kekuatan pengikatnya saja yang berbeda.
Usage Menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekuatan mengikatnya lebih lemah dari folkways. Usage lebih menonjol dalam hal hubungan antar individu dalam masyarakat. penyimpangan terhadap usage tidak mengakibatkan hukuman berat, akan tetapi hanya celaan dari individu yang dihubungi.
Folkways diartikan sebagai perbuatan berulang dalam bentuk yang sama. kekuatan pengikatnya lebih besar dari usage. Folkways menunjukkan pola berperilaku yang diikuti dan diterima oleh masyarakat.

Apabila folkways diterima masyarakat sebagai norma pengatur, maka kebiasaan ini berubah menjadi mores atau tata kelakuan. Mores ini disatu pihak memaksakan perbuatan dan dilain pihak melarangnya tata kelakuan yang kekal dan kuat integritasnya dengan pola tertentu perilaku masyarakat.
Norma - norma tersebut setelah mengalami proses tertentu pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Proses tersebut disebut Institusionalisasi, yaitu proses yang dilewati oleh norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan.

Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga/pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam :
  1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kekerabatan atau domestic institutions.
  2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian (economic institutions).
  3. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions).
  4. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions).
  5. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions).
  6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam ghaib (religius institutions).
  7. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions).
  8. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengurus kebutuhan jasmani (cosmetic institutions).


0 komentar: