FENOMENA SEPAKBOLA DI MASYARAKAT

7:22 PM 0 Comments

FENOMENA SEPAKBOLA DI MASYARAKAT

Foto : catatan-gume.blogspot.com

                Ya, itulah judul yang akan saya bahas pada paper kali ini. Sepakbola mulai berkembang sejak era 30’an yang diadakannya piala dunia pertama kali di Uruguay. Dan kini, sepakbola telah berkembang menjadi sebuah budaya baru dalam kehidupan masyarakat. Suporter, pemain, official, bahkan pedagang pun turut larut dalam euforianya. Meskipun pada awalnya sepakbola dianggap sebagai olahraga yang kampungan, tidak berkelas, dan tidak menarik ditonton, tapi kini sepakbola telah mendarah daging di semua umat manusia dimuka bumi ini. Bahkan salah satunya seperti di Inggris, mereka menyatakan sepakbola sebagai agama mereka (“Football is our religion”).
                Kini Sepakbola telah berkembang menjadi sebuah industri modern. Kini semua klub telah memiliki saham go public yang dapat dimiliki oleh semua masyarakat. Sepakbola juga kini telah berkembang bersama teknologi informasi. Olahraga ini memiliki sistem yang luar biasa, bahkan klub kini telah memiliki karyawan dan direktur – direktur tak ubahnya sebuah perusahaan.
                Perkembangan sepakbola telah menjadi urat nadi seluruh kehidupan masyarakat. Dengan hadirnya olahraga ini, dapat menyatukan semua lapisan masyarakat. Tak peduli mereka miskin atau kaya, tak peduli mereka pedagang kecil atau pengusaha properti, semua berkumpul disini. Kemajuan teknologi juga hadir dalam teknologi ini seperti dengan hadirnya broadcasting di olahraga ini. Selain itu juga, hadirnya teknologi penanaman chip dalam bola meskipun masih dalam wacana, akan tetapi tetap saja akan mempengaruhi kemajuan sepakbola.
                Sistem yang ditanamkan dalam olahraga ini adalah bagaimana sebelas orang tersebut dapat bermain kompak, menjalankan taktik yang diinstruksikan oleh pelatih mereka, guna mencapai sebuah tujuan, yaitu sebuah kemenangan. Bahkan tak hanya bermain kompak, bila mereka mempunyai kemampuan lebih, mereka dapat menampilkan permainan indah yang dapat menghibur penonton yang hadir menyaksikannya, seperti permainan klub sepakbola asal Spanyol, FC Barcelona.
Masa Awal Sepakbola
Pada masa awalnya sepabola mengalami perdebatan dikarenakan ketidak pastiannya awal mula hadirnya olahraga ini. Berikut sejarah awal mula sepakbola seperti saya kutip dari laman kapanlagi.com :          

Konon permainan sepakbola berasal dari kekaisaran Romawi, Yunani, Jepang dan Cina kuno. Orang Romawi menyebut Harpastum dan di Yunani disebut Episciro. Tetapi karena peraturan-peraturan sepak bola diciptakan di Inggris terutama lewat sekolah-sekolah seperti Eton, Oxford, Harow Cheltenham dan yang lainnya, maka dunia sepakat menyebut Inggris sebagai negara asal sepak bola. Beberapa aturan yang diciptakan di Inggris itu antara lain: Harrow menetapkan tinggi mistar 150 yard, Eton menetapkan aturan offside, dan Cheltenham merupakan tim pertama yang memperkenalkan bebas dari pinggir lapangan.

Di Eropa, para raja membredel sepakbola karena brutal. Ratusan orang tewas dalam satu kali pertandingan.
Cao Yang gemas meski itu hari bersejarah bagi Cina. Tanggal 20 Mei 2004 Asosiasi sepak bola Internasional (FIFA) dalam perayaan ulangtahunnya yang ke-100 secara resmi mengakui bahwa sepak bola berasal dari negeri Tirai Bambu. Tapi Direktur Pengembangan sepak bola Provinsi Zibo itu masih kesal. “Seandainya peraturan sepak bola tak diubah, kami sudah jadi nomor satu di dunia,” katanya.

Cina adalah tanah air sepak bola, selain ilmu pengetahuan, budaya dan kearifan agama. Karena itu, tak heran, jika Rasulullah Muhammad perlu menganjurkan umatnya belajar ke negeri ini.


Di Cina sepak bola sudah dimainkan orang sejak 7.000 tahun yang lalu—sebuah masa yang panjang dari sebuah klaim yang salah. Selama ini orang menganggap sepak bola lahir di Inggris pada abad 19. Para penulis sejarah sepak bola juga seolah keberatan mengakui Cina sebagai negeri yang melahirkan sepak bola. Inggris, dan Eropa pada umumnya, sesungguhnya hanya mengembangkan olahraga ini dari apa yang sudah ditemukan oleh orang-orang Asia Tengah.


Petualang Italia, Marco Polo (1254-1324), mengenalkan sepak bola modern dari Cina dan Jepang sewaktu kembali ke Eropa. Tapi para peneliti masih berdebat apakah petualang itu satu-satunya orang yang berjasa membawa sepak bola ke sana. Sebagian meragukan, sebagian lagi yakin Eropa telah “mencuri” permainan ini dari Asia kuno lewat Marco Polo.

Catatan tertua tentang sepak bola ditemukan di Cina dari masa Dinasti Tsin (255-206 sebelum Masehi). Manuskrip itu mencurigai, permainan ini diperoleh secara turun-termurun sejak 5.000 tahun sebelumnya. Pada zaman Tsin, permainan yang dinamai tsu chu ini awalnya dipakai untuk melatih fisik para prajurit kerajaan. Kemudian berkembang menjadi permainan yang menyenangkan kendati sulit dilakukan. Pemainnya tak hanya anggota kerajaan tapi juga rakyat di seluruh Cina.

Satu tim terdiri dari enam orang yang berlomba memasukkan bola dari kulit binatang yang diisi rambut ke lubang jaring berdiameter 40 sentimeter. Jaring setinggi 10,5 meter ditancapkan di tengah lapangan yang dikelilingi tembok, mirip lapangan bolavoli di zaman sekarang. Dengan tsu chu orang Cina memahirkan kung fu. Aturan tsu chu sangat sederhana: bola tak boleh disentuh tangan dan tim yang menang adalah mereka yang paling banyak memasukkan bola ke dalam lubang jaring.


Tsu chu yang berarti “menendang bola” lahir dari kepercayaan Cina kuno. Menurut penulis Li You (55-135), bola itu melambangkan bulan yang amat sakral dan dua tim yang berlawanan melambangkan yin dan yang. Angka 12 diambil dari jumlah bulan dalam penanggalan Cina. Permainan ini sudah mengenal wasit. Dia memimpin pertandingan dan menghitung skor.


Legenda menyebutkan anggota kerajaan sangat menggemari permainan ini. Raja-raja sengaja membangun lapangan untuk bermain tsu chu dan mewajibkan sekolah mengajarkan olahraga ini. Karena itu tsu chu cepat populer ke seantero negeri. Pada masa Dinasti Han (206 sebelum Masehi hingga 200 setelah Masehi) ketenaran tsu chu mencapai puncaknya. Dokumen dari tahun 50 sebelum Masehi melaporkan ada pertandingan antara tim Cina dan Jepang di Kyoto. Tak disebutkan berapa skor akhirnya.

Orang Jepang memainkan olahraga ini setelah padagang dan siswa mereka menyambangi Cina. Selain diperkenalkan oleh orang Cina sendiri ketika mendatangi negeri-negeri sekitarnya. Dinasti Cina terkenal sebagai bangsa penjelajah. Orang Jepang mengadopsi tsu chu dengan lebih kreatif. Mereka menamainya kemari.

Pemainnya dua sampai 12 orang. Gawangnya berupa dua pohon yang berdiri sejajar. Olahraga ini sangat riuh karena para pemain saling berteriak jika sedang mengendalikan atau akan menendang bola. Setiap pemain tidak dibolehkan menjegal atau melukai lawan.

Kemari mencapai puncak popularitas pada abad 10-16. Di tahun inilah, Marco Polo datang ke sana karena sudah mendengar tentang permainan ini. Peneliti yang meragukan Marco Polo sebagai pembawa sepak bola ke Eropa karena di daratan ini sudah ada permainan bola ratusan tahun sebelum Marco Polo lahir. Hanya saja permainan bola di hampir semua negara Eropa sebelum abad 18 mirip rugbi di zaman sekarang.

Di Yunani bermain bola sudah dikenal 800 tahun sebelum Masehi dengan nama episkyro dan harpastron. Pasukan Romawi yang menyerbu Yunani tahun 146 sebelum Masehi kemudian mengadopsi permainan ini dan menyebarkannya seiring penaklukan wilayah-wilayah Eropa. Kaisar Romawi Julius Caesar tercatat sebagai penggemar harpastrum. Ia memakai permainan ini sebagai olahraga melatih fisik pasukannya. Di Roma, luas lapangan harpastrum menyesuaikan dengan jumlah pemain. Suatu kali harpastrum pernah dimainkan oleh lebih dari 100 orang. Karena itu sepak bola lebih mirip kerusuhan massal.

Penulis Romawi, Horatius Flaccus dan Virgilius Maro menyebut Harpastrum sebagai permainan biadab. Olahraga ini kemudian dilarang di seluruh negeri. Dan sejarah sepak bola Eropa kemudian diwarnai oleh bredel-membredel.

Orang Inggris mulai mengenal sepak bola pada sekitar abad 8. Sama seperti di Romawi, permainan bola di Inggris jauh lebih brutal. Dimainkan di lapangan yang luas atau jalanan berjarak 3-4 kilometer. Raja Edward II menyebut sepak bola sebagai “permainan setan yang dibenci Tuhan.” Ia melarang rakyatnya melakukan olahraga ini pada April 1314, terutama untuk kalangan ningrat. sepak bola dianggap kampungan karena menggunakan tengkorak manusia sebagai bola.

Raja khawatir jika prajurit terlalu sering bermain bola mereka lupa latihan berkuda dan panahan untuk menghadapi pasukan musuh. Raja-raja Inggris berikutnya melanjutkan larangan itu hingga Ratu Elizabeth I (1533-1608).

Dalam buku The Anatomie of Abuses yang ditulis Philip Stubbes tahun 1583 kekerasan itu terekam sangat jelas. “Ratusan orang mati dalam satu pertandingan ini,” tulis Stubbes. Pemain yang selamat banyak yang cedera parah: kalau tak patah kaki, pasti remuk tulang punggung, atau kepala bocor, mata picek dan seterusnya. Stubbes, seorang puritan yang serius, mengkampanyekan larangan sepak bola hingga gereja-gereja turun tangan. Apalagi ketika itu permainan bola dilakukan saat hari minggu Sabath. Orang yang mencuri-curi bermain bola dan ketahuan dimasukkan penjara selama seminggu.

Di Prancis sepak bola juga dilarang. Orang Prancis yang mengenal bola dari tentara Romawi pada 50 sebelum Masehi, juga bermain tanpa aturan dan tanpa batasan jumlah pemain. Akibat larangan itu, sepak bola yang dinamakan soule ini baru kembali dimainkan orang pada abad 12. Tetapi dilarang kembali oleh Raja Felipe V di tahun 1319 yang diteruskan oleh rajaraja Prancis berikutnya.


Kekerasan sepak bola juga terjadi di Amerika Tengah. Suku Indian dan Astek juga sudah memainkan sepak bola ratusan tahun yang lalu. Hanya saja pada suku Astek permainan bola merupakan gabungan dari permainan basket, voli dan sepak bola sekaligus.

Di kalangan orang Indian, sepak bola lebih mirip perang antar suku yang digelar di lapangan maha luas dan berharihari jika skor masih imbang. Dengan pemain setiap tim berjumlah 500 orang, pasuckaukohowog menghasilkan korban yang cedera berbulan-bulan. Sebelum bertanding para pemain melakukan ritual seperti sebelum maju perang. Mereka mengecat tubuh dan wajah dengan gambar tertentu untuk menolak bala.

Sepak bola mulai modern dan tertib setelah Giovani Bardi dari Italia membukukan serentetan aturan permainan ini tahun 1580. Di Italia, sepak bola disebut calcio. Setahun berikutnya, Richard Mulcaster di Inggris juga melakukan hal serupa. Kepala Sekolah Merchant Taylor’s dan St. Paul itu menyerukan perlunya pembatasan pemain dan wasit. Paparannya dalam buku Position Where in Those Primitive Circumstanes be Examined itu lebih banyak menganjurkan pengurangan kekerasan dan mementingkan aspek kebugaran.

Dua ratus tahun kemudian Joseph Strutt menyempurnakan aturan tersebut. Belajar dari sejarah bola Inggris tahun 1700, ia menulis buku The Sports and Pastimes of The People England. Dalam buku ini ia membuat aturan bahwa sepak bola harus terdiri dari dua tim dengan jumlah pemain sama. Kedua tim harus berebut bola untuk memasukkannya ke gawang lawan yang terpisah oleh jarak 70-90 meter.

Baik Bardi, Mulcaster maupun Strutt, ketiganya menginginkan sepak bola melulu sebagai permainan. Mereka sebenarnya mengadopsi peraturanperaturan sederhana sepak bola yang sudah dipraktikkan di Jepang dan Cina puluhan abad sebelumnya. Dalam World Soccer (1992), Guy Oliver menulis bahwa peraturan dan permainan tsu chu maupun kemari merupakan sumber ilham sepak bola modern.


Mulcaster dijuluki sebagai “pembela sepak bola paling gigih dari abad 16”. Itu karena ia tekun mengkampanyekan sepak bola yang tidak brutal. Permainan ini, katanya, bahkan harus dimainkan oleh perempuan dan anak-anak karena berguna untuk kekuatan dan kebugaran tubuh. Padahal di Cina, menurut pelukis Dinasti Ming, Du Jin, para perempuan sudah bermain tsu chu antara tahun 1465-1509.


Konsep Strutt ini kemudian dijadikan pijakan peraturan sepak bola modern. Pijakan ini mendasari lahirnya Football Association di Inggris pada 26 Oktober 1863 oleh 11 klub sepak bola di sana yang anggotanya terdiri dari para mahasiwa. Awalnya, asosiasi mengatur jumlah pemain satu tim sebanyak 15-21 orang. Pada 1870 jumlah pemain dibakukan menjadi sebelas. Penjaga gawang baru muncul pada 1880.

Dari organisasi ini pulalah lahir istilah soccer, dari singkatan kata association. Charles Wreford Brown, mahasiswa Universitas Oxford, menemukan tak sengaja istilah ini ketika ditanya orang apakah ia seorang pemain rugbi (rugger), olahraga yang lebih terkenal di sana. Brown menjawab, “No, I’am soccer.”

Sedangkan football, meskipun pertama kali disebut dalam larangan- larangan para raja pada abad 17 dengan nama fute-ball, istilah ini semakin populer setelah ditulis dramawan Inggris yang terkenal, William Shakespeare. Dalam King Lear seorang tokohnya mencemooh tokoh lain yang dianggap dungu sebagai “football player”.

Tahun 1863 merupakan tonggak sejarah sepak bola modern. Selain ada wasit, luas lapangan dan jumlah pemain yang dibatasi, sepak bola juga hanya memakai kulit binatang yang diisi udara. Permainan ini kemudian menyebar ke negara jajahan Inggris dan berkembang pesat dan kompleks sebagai budaya massa dalam abad modern.

Orang Inggris keliru ketika pada Piala Eropa 1996 memasang spanduk besar-besar dengan bunyi: sepak bola kembali ke tanah leluhurnya. Orang Inggris mengacu pada kelahiran Asosiasi sepak bola (FA) yang baru berusia dua abad itu. Mereka keliru karena sepak bola adalah produk santun kebudayaan Timur.

Sebagai sebuah budaya massa, sepak bola telah menarik minat para ilmuwan dengan pelbagai latar belakang: sosial, ekonomi, politik, filsafat. Victor Matheson dari Departemen Ekonomi William College, Inggris, dalam penelitiannya di tahun 2003 menyimpulkan bahwa klub-klub profesional di Eropa dan Amerika Selatan menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan kepada negaranya. Setiap klub, dengan perputaran uang triliunan rupiah, setidaknya mempekerjakan 3.000 karyawan. Atau holiganisme di Inggris yang menarik minat para sosiolog dalam meneliti pendukung sebuah kesebelasan.

Para pemikir sudah lama menaruh minat pada olahraga ini. Albert Camus pernah bilang bahwa dirinya berutang kepada sepak bola karena olahraga ini mempertontonkan soal moral dan tanggungjawab. Di masa mudanya, Camus pernah jadi kiper, karena itu ia punya lebih banyak waktu merenungkan pertandingan. Claude Levi-Strauss, Sartre hingga Gramsci juga sudah menulis kajian filsafat sepak bola. Di Australia, pengelola klub menyeleksi pemain dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud.

Karena itu Cao Yang tetap gemas meski Cina sudah diakui sebagai tanah leluhur sepak bola. Ia gemas karena Eropa mampu mencuri permainan ini dan maju dengan itu.

Jepang pun tidak mau ketinggalan. Sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bolanya terbuat dari kulit kijang berisi udara.

Yang menarik, ada legenda pada abad pertengahan. Konon saat itu, seluruh desa mengikuti satu permainan bola. Bola yang terbuat dari tengkorak, ditendang satu diantara warga ke arah desa tetangga. Kemudian, oleh si penerima bola di desa itu, bola dilanjutkan ditendang ke desa selanjutnya.

Kelahiran sepak bola modern memang lahir dari Inggris. Keberadaannya pun digunakan sebagai olah raga “perang”. Saat itu ada semacam kepentingan pelampiasan antara Inggris dan Scotland. Satu bola diperebutkan dua kampung. Permainannya pun cenderung kasar dan brutal. Gak heran kalau akhirnya banyak makan korban. Ada kisah yang menyeramkan pula. Bahwa sepak bola kuno di timur Inggris bukan menggunakan bola, melainkan kepala musuh prajurit perang lawan.

Sepakbola Era Modern
Jika kita membandingkan sepakbola modern, olahraga ini kini telah bertransformasi menjadi olahraga yang lebih sistematis dan terstruktur. Berikut adalah contoh perkembangan sepakbola modern seperti saya kutip dar laman id.shvoong.com :
Sistim pelatihan modern adalah sistem pelatihan yang dilengkapi :

1.   Pembentukan teknik
Pembentukan teknik bermain mencakup hal-hal seperti passing, shooting, dribbling, heading, kontrol bola, sampai trik individu guna melewati setiap lawan yang mereka hadapi.

2.   Pembentukan fisik.

Teknik yang hebat tidak akan banyak berarti bila tidak didukung oleh stamina yang prima. Idealnya seorang pemain harus mampu untuk bermain selama 90 menit. Karena bila stamina menurun maka kesalahan teknik akan sering terjadi. Menanamkan pengertian permainan (knowlegde of the game)

3.   Mengerti permainan berarti :
- Mengenal sistim-sistim atau pola-pola strategi yang sering digunakan.
- Mengerti bagaimana dan di mana harus menempatkan diri pada saat bola dikuasai lawan.
- Mengerti bagaimana dan di mana harus menempatkan diri pada saat bola dikuasai teman.
- Mengerti konsep-konsep dasar dalam menyerang seperti one-two, pantulan, umpan terobosan, overlap, kapan harus menggiring, kapan haru s melepaskan umpan. Pemain harus dapat mengombinasikan konsep-konsep di atas agar instruksi pelatih bisa berjalan dengan baik

Disamping ketiga hal tersebut, salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sepakbola modern adalah faktor eksternal seperti :
  • Sepakbola kini telah menjadi ladang industri yang menggiurkan karena kepopulerannnya bagi kalangan pebisnis
  • Pemain sepakbola kini mendapat kontrak dari sponsor. Baik sponsor pribadi maupun sponsor klub
  • Sebuah klub professional memiliki struktur organisasi yang tertata rapih
  • Klub sepakbola kini memiliki saham
  • Sepakbola kini dapat telah berubah menjadi surga uang bagi klub karena mereka mendapatkan pendapatan dari hak siar, penjualan merchandise, kontrak sponsor dan lainnya.
  • Perubahan gaya permainan seperti yang kita kenal seperti ada istilah total football, kick ‘n rush, catenacio, tiki taka, dan lainnya.
  • Sepakbola kini mengenal jendela transfer, yaitu bursa masuk keluarnya pemain yang dibutuhkan maupun yang sudah tidak dibutuhkan oleh klub.
  • Klub sepakbola kini telah memiliki akademi sendiri. Ini berguna untuk klub agar mereka dapat menemukan bibit – bibit pemain yang mereka cari apabila mereka tidak memiliki kebijakan transfer yang besar sehingga dapat menghemat pengeluaran klub itu sendiri.

Hubungan sepakbola dengan Ilmu Budaya
               
Sepakbola memiliki kaitan erat dengan sebuah budaya. Bahkan, secara tidak langsung telah membentuk sebuah kebudayaan baru. Sebagai contoh sepakbola Spanyol memiliki aroma latin yang kental, karen budaya latin lekat dengan bangsa Spanyol. Contoh lain adalah euforia yang terjadi kala Piala Dunia 2010 yang berakhir beberapa bulan yang lalu, Afrika Selatan sebagai tuan rumah menghadirkan tak hanya pesta akbar, tetapi juga menggabungkannya dengan dengan eksotisnya kebudayaan yang mereka miliki sebagai daya tarik pengunjung / tourist. Bahkan Legenda sepakbola asal Jerman Menyatakan “sepakbola adalah cerminan sebuah bangsa”.

Memahami Sepakbola adalah memahami budaya. Bagaimana sebuah bangsa bergerak menyikapi alamnya terlihat dengan sangat mudah di Sepakbola. Budaya Spanyol atau yang mereka tularkan ke Amerika Selatan adalah budaya yang terbuka dan hangat. Jangan heran jika kini kita melihat Sepakbola yang terbuka dan kreatif dari tim-tim kawasan Latin atau La Liga di Spanyol yang juga bermain dengan cara sangat terbuka.

Mari lihat bagaimana Jerman bermain Sepakbola. Mereka bermain layaknya sebuah mesin yang bekerja dalam mekanisme unit yang sempurna. Permainan mereka tidak pernah ditumpukan oleh satu atau dua orang saja, tapi bertumpu pada kekuatan kolektif. Jerman juga dikenal sebagai tim yang sangat disiplin dalam bermain. Jarak antar pemain dalam tim Jerman selalu dijaga dengan baik, pernjagaan pada lawan pun demikian, jangan heran jika Nationalmanschaft selalu terlihat sabar menyikap lawannya yang kadang terlihat lebih dominan.
Sepakbola adalah salah satu institusi budaya yang besar, seperti pendidikan dan media massa, yang membentukan dan merekatkan identitas nasional si seluruh dunia. Difusi internasional sepakbola pada akhir ke-19 dan awal abad ke-20 terjadi ketika sebagian besar negara di Eropa dan Amerika Latin tengah menegosiasikan batas-batas wilayah dan memformulasikan identitas budaya mereka. Kota-kota besar sedang dibangun, yang kemudian diisi oleh warga-warga kota yang berasal dari pedesaan atau luar negeri. Proses-proses yang menjadi karakteristi modernisasi (industrialisasi, urbanisasi, dan migrasi di mana-mana) membongkar ikatan-ikatan sosial dan budaya yang ada pada masyarakat pedesaan. Negara-negara modern dituntut untuk menemukan cara segar untuk menyatukan orang-orang yang beragam sebagai satu komunitas terbayangkan (imagined community) (Anderson 1983 dalam Giulianotti, 2006:23) (dikutip dari laman indowebster.com)

Sepakbola juga berubah berkembang menjadi sebuah ilmu atau pemahaman. Seperti adanya akademi sepakbola, para siswa yang ada dalam akademi tersebut menuntut ilmu sampai mereka mencapai cita – cita mereka yaitu menjadi pemain sepakbola professional.

Contoh Ilmu lain yang berkaitan dengan sepakbola adalah ilmu psikologi yang berguna untuk membangun mental pemain yang tangguh, sportif, dan professional.

Hubungan Sepakbola dengan Sistem Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi, data base, dan ilmu statistik tidak jarang dapat membantu dalam meningkatkan performa tim. Rekaman rekaman pertandingan tim, rekaman-rekaman individu pemain sendiri dan permainan tim lawan dapat dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi ini sehingga memudahkan dalam melakukan analisa, evaluasi dan perbaikan secara individu maupun tim. Bahkan berbagai macam jenis tendangan, kekerasan, kelengkungan, umpan maupun tendangan langsung ke arah gawang dapat dibuatkan simulasi untuk dipelajari dan diterapkan, karena hal-hal tersebut tidak akan jauh dari ilmu fisika kinetik dan kemajuan teknologi informasi. (dikutip dari olahraga.kompasiana.com)

Dalam Pusat kebugaran, klub sepakbola kini juga telah memiliki sistem informasi yang berguna untuk memantau tingkat kebugaran pemain. Dari informasi yang mereka dapat dari sistem – sistem teknologi yang ada dalam pusat kebugaran, mereka mengolah data yang mereka dapat yang kemudian diolah menjadi informasi yang berguna untuk para dokter klub untuk memantau kesehatan, tingkat kebugaran pemain, dan pemindaian cedera pemain yang kemudian dapat diambil kesimpulan apakah si pemain harus mendapat rehabilitasi perawatan atau tidak

Kesimpulan

Sepakbola adalah urat nadi masyarakat di seluruh dunia, sepakbola adalah pemersatu bangsa. Olahraga ini kini telah berkembang menjadi olahraga nomor satu terpopuler didunia. Sepakbola dengan segala kemajuaanya telah menghibur semua lapisan masyarakat. Olahraga ini telah mengikat semua elemen – elemen kehidupan. Sepakbola telah menjadi ilmu baru, kebudayaan baru, bahkan ideologi baru. Sepakbola dengan segala intrik didalamnya telah mengubah pandangan dunia mengenai olahraga yang dulu dikenal kejam kini telah berubah menjadi olahraga paling menghibur.

Referensi :

0 komentar: