Permasalahan dan Solusi Dalam Organisasi
yunorisavailable.blogspot.com |
Dalam pelaksanaan organisasi itu sendiri, terdapat beragam permasalahan yang terjadi mulai dari posisi terendah sampai ke tingkat decision maker itu sendiri. Permasalahan itu sendiri harus segera diselesaikan agar tidak terjadi menjadi boomerang yang akan menghancurkan organisasi itu sendiri. Berikut ini adalah ulasan mengenai permasalahan yang terjadi dalam organisasi dan solusi dalam pemecahan masalahnya.
PERMASALAHAN ETIKA DALAM ORGANISASI
Ini adalah salah satu contoh yang terjadi dalam timbulnya permasalahan dalam organisasi itu sendiri. Masalah etika selalu timbul dalam situasi yang melibatkan orang lain,
tetapi seringkali organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini
daripada pihak – pihak lainnya. Pelanggaran terhadap etika yang telah
diterima secara umum merupakan masalah yang harus diwaspadai dalam
organisasi. Charles Saxon, kartunis majalah The New Yorker,
menerbitkan serial kartun bisnis berjudul “ kejujuran adalah salah satu
kebijakan yang lebih baik”, yang menyinggung mengenai masalah etika dalam organisasi bisnis diperlukan, dan mungkin bermanfaat bagi
kita untuk mempelajari beberapa masalah etika dalam konteks pembuatan
keputusan mengenai pekerjaan dalam organisasi.
Masalah etika dalam organisasi dikelompokkan menjadi 2 bagian, seperti yang saya kutip dari blog aaipoel.wordpress.com :
- Mengenai praktik organisasi di tempat kerja
- Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang paling akhir.
- Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, pemberhinetian dan masalah pension anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.
- Keleluasaan (privacy) dan pengaruh terhadap keputusan pribadi. Perjanjian eksplisit dan implisit antara pegawai dengan organisasi yang memperkerjakan mereka, memberi peluang kepada organisasi untuk memperhatikan faktor – faktor yang secara jelas mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Namun masalah etika muncul bila organisasi menaruh perhatian khusus pada masalah kehidupan pribadi anggotanya yang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi kerja mereka dalam organisasi, misalnya segala sesuatu yang terjadi selama cuti yang mungkin mempengaruhi citra organisasi, keikutsertaan dalam masalah – masalah publik seperti kegiatan masyarakat dan organisasi pelayanan, kontribusi pada badan – badan amal, dan keterlibatan dalam kelompok kegiatan politik.
- Mengenai keputusan perseorangan
Ini akan terjadi apabila seseorang baik dari tingkat atasan atau bagian terpenting dalam suatu organisasi mengambil suatu keputusan yang sepihak tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu. Permasalahan yang akan timbul diantaranya ketidakpercayaan antar anggota didalam organisasi sehingga menimbulkan perpecahan dalam organisasi.
PERMASALAHAN DALAM KOORDINASI ANTAR ORGANISASI BAIK INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL
- Koordinasi dalam Program kerja
Permasalahan ini bahkan terkadang muncul pada sebuah organisasi yang sudah mapan dan memiliki pengalaman. jika tidak ada koordinasi antar anggota organisasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman,
yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.
Kekacauan
tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui
batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui
koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut akan menimbulkan terjadinya ketidakseimbangan dalam pelaksanaan tugas kerja karena disaat ada anggota yang mengerjakan tugas, yang lain mengalami kekosongan pekerjaan. Hal tersebut tentunya yang tidak diinginkan terjadi dalam sebuah organisasi, bahkan oleh yang sudah mapan sekalipun.
- · Koordinasi antar Pimpinan
Parahnya
lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk
pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program
dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali
terjadi salah sangka dan salah paham.
- Peranan Konflik
Seperti yang saya kutip dari tulisan Juanita, SE, M.Kes. ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Pendapat tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen
tingkat yang lebih tinggi.
- Konflik hanya merugikan organisasi, karena itu harus dihindarkan dan ditiadakan.
- Konflik ditimbulka karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan.
- Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen
tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan pandangan yang lebih maju menganggap bahwa konflik dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu
organisasi.
- Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasional dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik.
- Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
- Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah.
Konflik dapat merupakan kekuatan untuk pengubahan positif di dalam suatu
organisasi.
SOLUSI PENANGANAN KONFLIK DALAM ORGANISASI
Masih dari tulisan yang saya kutip dari Juanita, SE, M.Kes, berikut adalah solusi dalam penanganan konflik maupun permasalahan dalam organisasi
- Introspeksi diri
- Mengevaluasi pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui
pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja
yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan
apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam
menangani konflik semakin besar jika kita meliha konflik yang terjadi dari
semua sudut pandang.
- Identifikasi sumber masalah
Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi
sehingga sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
- Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang
dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
A.
Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba
memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan
ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang
cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital.
Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi
disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan.
Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan
menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan
bawahan.
B. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak
menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat
tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi
lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak
mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak
kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus
kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki
hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
C. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan
beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi
konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan
jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan
pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
D. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah
pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik
menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian
kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
E. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling
bekerja sama
Cara pemecahan masalah itu sendiri tergantung seberapa kreatifkah kita
menyikapi masalah, dan bagaimana mengambil cara yang terbaik dalam
memecahkan suatu masalah. Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil
seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan
masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima
atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal
(Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini,
bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit
dibandingkan dengan masalah awal.
Sumber :
0 komentar: